Contoh Teks Drama 5 Orang Dgn Tema Sekolah Guru Dan Siswa
Contoh Teks Drama 5 Orang Dgn Tema Sekolah Guru Dan Siswa
Contoh Teks Drama 5 Orang Dgn Tema Sekolah Guru Dan Siswa
Drama adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui dialog dan aksi yang dipentaskan. Drama biasanya memiliki tema, alur, dan penokohan yang menarik untuk disajikan kepada penonton. Drama juga bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan moral, kritik sosial, atau hiburan.
Download: https://urluso.com/2w3TPP
Berikut ini adalah contoh teks drama untuk 5 orang dengan tema sekolah, guru, dan siswa. Teks drama ini bisa dijadikan referensi untuk tugas sekolah, pementasan, atau latihan berakting. Teks drama ini bersifat fiktif dan tidak bermaksud menyinggung pihak manapun.
Judul: Guru Baru
Tema: Sekolah, guru, dan siswa
Alur: Pendek
Pemeran: 5 orang
Penokohan:
Bu Rina: guru baru mata pelajaran Bahasa Indonesia
Rani: siswi kelas X yang pintar dan rajin
Rio: siswa kelas X yang nakal dan suka bolos
Rara: sahabat Rani yang baik hati dan setia
Rudi: sahabat Rio yang suka ikut-ikutan
Naskah Drama
(Suasana kelas X di sekolah menengah atas. Para siswa sedang duduk di bangku mereka. Tiba-tiba masuk seorang guru baru dengan membawa tas dan buku.)
Bu Rina: Selamat pagi, anak-anak!
Siswa: (serempak) Selamat pagi, Bu!
Bu Rina: Perkenalkan, saya Bu Rina, guru baru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya akan menggantikan Pak Budi yang sedang cuti karena sakit.
Siswa: (serempak) Oh, begitu.
Bu Rina: Baiklah, sebelum kita mulai pelajaran, saya ingin mengenal kalian lebih dekat. Siapa yang mau memperkenalkan diri terlebih dahulu?
(Bu Rina menoleh ke kanan dan kiri mencari siswa yang mau berbicara. Dia melihat Rani yang mengacungkan tangan.)
Bu Rina: Ya, silakan kamu.
Rani: (berdiri) Nama saya Rani, Bu. Saya suka membaca buku dan menulis puisi.
Bu Rina: Wah, kamu suka sastra ya? Bagus sekali. Apa puisi favoritmu?
Rani: Saya suka puisi Chairil Anwar, Bu. Terutama yang berjudul Aku.
Bu Rina: Aku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagi.Itu kan?
Rani: (terkejut) Iya, Bu. Anda hafal ya?
Bu Rina: Tentu saja. Saya juga suka puisi itu. Kamu tahu maknanya?
Rani: Menurut saya, puisi itu menggambarkan semangat hidup yang kuat dan tidak mudah menyerah meskipun menghadapi banyak rintangan.
Bu Rina: Benar sekali. Kamu pintar sekali, Rani. Saya senang ada siswa seperti kamu di kelas ini.
Rani: Terima kasih, Bu.
Bu Rina: Baiklah, siapa lagi yang mau memperkenalkan diri?
(Bu Rina menoleh ke kanan dan kiri lagi. Dia melihat Rio yang sedang tidur di bangku paling belakang.)
Bu Rina: Kamu, yang di belakang sana. Bangun!
Rio: (terbangun dengan kaget) Hah? Apa?
Bu Rina: Kamu sedang tidur ya? Apa kamu tidak tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia?
Rio: (mengantuk) Enggak, Bu. Saya bosan.
Bu Rina: Bosan? Kenapa bosan?
Rio: Ya, karena pelajaran Bahasa Indonesia itu susah dan nggak penting.
Bu Rina: Susah dan nggak penting? Bagaimana bisa kamu berkata begitu? Bahasa Indonesia itu adalah bahasa ibu kita, bahasa yang kita gunakan sehari-hari, bahasa yang menyatukan kita sebagai bangsa. Bahasa Indonesia itu penting untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan berapresiasi. Bahasa Indonesia itu juga kaya akan sastra yang indah dan bermakna. Bagaimana kamu bisa bosan dengan bahasa Indonesia?
Rio: (mengantuk) Ya, saya tetap bosan, Bu. Saya lebih suka main game atau nonton film.
Bu Rina: Main game atau nonton film? Itu juga menggunakan bahasa Indonesia, kan? Kalau kamu tidak bisa bahasa Indonesia, bagaimana kamu bisa mengerti game atau film yang kamu mainkan atau tonton?
Rio: (mengantuk) Ya, saya bisa kok, Bu. Saya kan pakai subtitle.
Bu Rina: Subtitle? Itu juga menggunakan bahasa Indonesia, kan? Kalau kamu tidak bisa bahasa Indonesia, bagaimana kamu bisa membaca subtitle?
Rio: (mengantuk) Ya, saya bisa kok, Bu. Saya kan pakai Google Translate.
Bu Rina: Google Translate? Itu juga menggunakan bahasa Indonesia, kan? Kalau kamu tidak bisa bahasa Indonesia, bagaimana kamu bisa memasukkan kata-kata yang ingin kamu terjemahkan?
Rio: (mengantuk) Ya, saya bisa kok, Bu. Saya kan pakai suara.
Bu Rina: Suara? Itu juga menggunakan bahasa Indonesia, kan? Kalau kamu tidak bisa bahasa Indonesia, bagaimana kamu bisa mengucapkan kata-kata yang ingin kamu terjemahkan?
Rio: (mengantuk) Ya, saya bisa kok, Bu. Saya kan pakai ...
Bu Rina: Pakai apa lagi? Kamu sudah kehabisan alasan, kan? Kamu harus sadar bahwa bahasa Indonesia itu sangat penting untuk hidupmu. Kamu harus belajar bahasa Indonesia dengan rajin dan serius. Jangan malas dan tidur di kelas.
Rio: (mengantuk) Ya sudahlah, Bu. Saya nggak mau ribut sama Anda. Saya mau tidur lagi.
Bu Rina: Tidur lagi? Kamu benar-benar tidak tahu diri ya? Kamu tahu apa akibatnya kalau kamu tidur lagi di kelas?
Rio: (mengantuk) Apa?
Bu Rina: Ini!
(Bu Rina melempar buku ke arah Rio. Rio terkejut dan berteriak.)
Rio: Aduh! Sakit!
Siswa: (serempak) Waduh!
Bu Rina: Itulah akibatnya kalau kamu tidur lagi di kelas. Sekarang bangun dan berdiri di depan kelas. Kamu harus memperkenalkan diri dan meminta maaf kepada saya dan teman-temanmu.
Rio: (terpaksa) Baiklah, Bu. Nama saya Rio, Bu. Saya minta maaf karena tidur di kelas dan tidak menghargai pelajaran Bahasa Indonesia.
Bu Rina: Apa kamu benar-benar minta maaf atau hanya basa-basi?
Rio: (terpaksa) Saya benar-benar minta maaf, Bu.
Bu Rina: Kalau begitu, kamu harus membuktikan bahwa kamu serius belajar Bahasa Indonesia. Kamu harus membaca puisi yang saya berikan dan menganalisis maknanya.
Rio: (kaget) Puisi? Analisis? Saya nggak bisa, Bu.
Bu Rina: Kamu harus bisa. Ini adalah hukuman untukmu. Kalau kamu tidak mau, saya akan memberikan hukuman yang lebih berat.
Rio: (pasrah) Baiklah, Bu. Puisi apa yang harus saya baca?
Bu Rina: Ini. Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni.
Rio: (membaca dengan terbata-bata) Hujan Bulan JuniTak ada yang lebih tabahDari hujan bulan JuniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakDari hujan bulan JuniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu di jalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan JuniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga itu.
Bu Rina: Bagus. Sekarang, apa makna puisi itu menurutmu?
Rio: (bingung) Makna? Saya nggak tahu, Bu.
Bu Rina: Coba pikirkan. Apa yang dirasakan oleh hujan bulan Juni? Apa yang dilakukannya? Apa yang disimbolkan oleh pohon berbunga itu?
Rio: (mencoba) Hmm ... mungkin hujan bulan Juni itu sedih, Bu. Dia merindukan sesuatu atau seseorang tapi dia tidak bisa mengungkapkannya. Dia hanya bisa meneteskan air matanya secara diam-diam kepada pohon berbunga itu. Pohon berbunga itu mungkin adalah orang yang dicintainya atau sesuatu yang diimpikannya. Tapi dia tidak berani mendekatinya atau menyatakannya. Dia hanya bisa menghapus jejak-jejaknya dan membiarkan perasaannya terserap oleh pohon berbunga itu.
Bu Rina: Wah, kamu bisa juga menganalisis puisi, ya? Kamu cukup dekat dengan makna puisi itu. Puisi itu memang menggambarkan perasaan cinta yang terpendam dan tidak terbalas. Hujan bulan Juni adalah metafora dari orang yang mencintai diam-diam tapi tidak berani mengungkapkannya. Pohon berbunga adalah metafora dari orang yang dicintai tapi tidak menyadari atau tidak membalas cintanya. Puisi ini mengandung nuansa kesedihan, kerinduan, dan ketidakberdayaan.
Rio: (heran) Wow, saya nggak nyangka puisi bisa seindah itu, Bu.
Bu Rina: Nah, sekarang kamu tahu kan bahwa puisi itu indah dan bermakna? Kamu harus mulai menghargai dan menikmati puisi dan sastra lainnya. Kamu juga harus belajar bahasa Indonesia dengan giat dan antusias. Kamu pasti bisa kalau mau berusaha.
Rio: (tersipu) Terima kasih, Bu. Saya akan mencoba, Bu.
Bu Rina: Sama-sama. Sekarang kamu boleh duduk lagi.
Rio: (duduk) Makasih, Bu.
(Bu Rina tersenyum dan melanjutkan pelajaran. Rani, Rara, Rudi, dan siswa lainnya memberikan tepuk tangan kepada Rio.)
Selesai. I have no more content to write for the article, as I have already covered the title, theme, plot, characters, and script of the drama. If you want me to write another article, please give me a new keyword. Thank you. ? I have no more content to write for the article, as I have already covered the title, theme, plot, characters, and script of the drama. If you want me to write another article, please give me a new keyword. Thank you. ? I have no more content to write for the article, as I have already covered the title, theme, plot, characters, and script of the drama. If you want me to write another article, please give me a new keyword. Thank you. ?